Kenapa tidak memilih yang 'halal' ?

~Salam dari kampung laman~

Alhamdulillah.. Dalam segenap kesibukan dan kelumatan masa yang sentiasa persis, akhirnya dapat juga buku tulisan Ust. Cahyadi Takariawan ini dikhatam.. Kebetulan pula Allah SWT menguji dengan penyakit demam, hikmahnya bolehlah menghabiskan pembacaan sambil terbaring lemah di atas katil rumah..

Tidak banyak yang mampu saya coret untuk memberikan komentar sekitar kandungan dan perkongsian dari buku ulung ini.. Masa tidak mengizinkan.. Hanya bait-bait kata penutup yang seingat saya mampu dan menarik sekali untuk diulang sebut.. Yang selebihnya, carilah sendiri buku ini dan lanjutkan pembacaan anda dengannya..

Dari buku: "Di jalan Dakwah aku Menikah"

Pada muka surat akhir, Ust Cahyadi membawa seluruh pembaca untuk menyemak kata-kata, nasihat, serta pesan As-Syiekh Ali Thanthawi berikut:

“Islam tidak menyuruh kita untuk memenjara nafsu dan tidak meminta kita menjadi seorang rahib.. Kerana hal itu sangat bertentangan dengan fitrah yang Allah tetapkan kepada kita.. Demikian juga, Islam tidak memerintahkan kita membiarkan nafsu menjadi lampau dan tanpa kawalan, yang nantinya justeru akan membahayakan orang lain..

Namun, apa yang pasti Islam mengajarkan kepada kita bagaimana merawat dan memeliharanya agar tetap menumbuhkan cabang dan ranting untuk menumbuhkan manfaat, disamping memotong duri-duri yang dapat menyakiti, agar membuahkan hal-hal positif dan menyingkir segenap mudharat..”

Selanjutnya..

“Nafsu manusia ibarat air bah yang turun dari puncak gunung.. Barangsiapa berdiri menghadangnya, maka dia akan diterjah dan dilumatkan.. Barangsiapa membiarkannya, maka ia bakal memporak-porandakan negeri dan memusnahkan umat manusia..

Orang yang berakal sihat, tentu sahaja akan membuat jalan untuknya.. Menggali tanah sedalam-dalamnya, lantas mengalirkan air bah itu ke sana.. Tuntas, inilah yang diperbuat oleh Islam!”

Lagi dari Syiekh Murabbi..

“Pernikahan yang ideal mampu menghimpun berbagai hal yang INDAH, SEMANGAT, MASLAHAT, CINTA dan KASIH SAYANG.. Ia semacam senyawa kimia yang kukuh tak pernah terurai selamanya.. Cinta Sejati, yang mesti kita kenal adalah cinta yang tumbuh sebagai buah-buah SELEPAS pernikahan.. Bukannya benih-benih SEBELUM pernikahan.”

“Seandainya engkau dikurnia kekayaan seperti Qarun dan fizikal segagah Herculis lalu kemudian dihadirkan di hadapanmu 10 000 wanita tercantik yang masing-masing punya keistimewaan berbeda-beda.. Apakah engkau kira bahawa itu cukup?? Tidak!! Saya katakan dengan selantang-lantang suara: Tidak!! Namun, satu wanita sahaja yang kau peroleh secara HALAL, inilah sebenarnya yang cukup!”

Bait-bait pesanan terakhir dari As-Syiekh Ali Thanthawi..

“Duhai anak-anakku.. Nafsu itu ibarat bom petik yang siap menghancurkan.. Bila pemetiknya engkau tidak sentuh, maka pasti engkau aman dari kedahsyatan ledakannya.. Maka, berhati-hatilah untuk TIDAK menyentuh agar kelak engkau tidak dilumatkan olehnya!”

Syukran ya Syiekh.. Terima kasih ya Ust Cahyadi atas buku yang tersangat bermanfaat dan mendidik jiwa ini...

-myikhwanfiideen-